Bekas gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dulu menuai protes keras karena tak akan menjual saham pemerintah DKI di perusahaan produsen bir PT Delta Djakarta (DLTA). Pasangan terpilih Gubernur Anies-Sandi pernah janji menjual saham bir ini di masa kampanye. Jadi gimana saham birnya Bang Anies-Sandi? Sayang tuh dividen kalo dibuang, eh dijual.

Ini jawaban Wagub Sandiaga Uno dikutip oleh Tempo Selasa lalu:

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Salahuddin Uno atau Sandiaga Uno, (Anies-Sandi) menyatakan belum bisa memenuhi janji kampanye menjual seluruh saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di produsen Bir Anker, PT Delta Djakarta, sebesar 26,25 persen. (Sumber Tempo)
Padahal dalam kampanyenya, Anies-Sandi getol mengusung ide penjualan saham bir yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI sejak tahun 70-an itu:
Total saham 26,25 persen yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan gabungan dari 23,34 persen saham plus 2,91 persen milik BP IPM Jaya yang juga berada di bawah naungan Pemerintah DKI. Pemerintah DKI sejak 1970 sudah bercokol di perusahaan pemegang lisensi produk dan distribusi beberapa merek bir internasional, seperti Anker, Carlsberg, San Miguel, dan Stout.

Kinerja Emiten DLTA

Emiten bir dengan kode DLTA ini emang punya kinerja yang bagus. Pada akhir 2016 lalu penjualan DLTA sebesar Rp1,65 triliun, naik 5,096% dibanding penjualan pada 2015 sebesar Rp1,57 triliun. Dalam penjualan tahun 2016, setelah dikurangi cukai, beban usaha, dan pajak, pabrik bir ini bisa mengantongi laba sebesar Rp253,72 miliar untuk pemiliknya.

Pendapatan Dividen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari Saham DLTA

Asyiknya lagi, manajemen DLTA loyal membagi dividen kepada pemegang sahamnya, di antaranya San Miguel Malaysia (pemegang lisensi merk bir internasional) sebesar 58,33% dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk laba tahun buku 2016 lalu, sekitar 56,78% laba bersih disebar sebagai dividen. Setiap pemegang saham DLTA diganjar hadiah dividen sebesar Rp180 per lembar saham.

Dengan memiliki 26,25% bagian perusahaan, atau 210,17 juta lembar saham, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat pemasukan sebesar Rp37,83 miliar. Dari laba tahun 2015, Pemprov DKI Jakarta mendapat pemasukan Rp25,22 miliar.

Enaknya Jadi Investor, Sayang Dividen Kalau Dibuang

Begitulah enaknya menjadi investor.

Dari riset Bolasalju, laba DLTA telah meningkat sebesar 440,03% selama 10 tahun terakhir, dari laba sebesar Rp47 miliar pada 2010 dibanding laba pada 2016 lalu senilai Rp253,72 miliar. Dengan kenaikan laba yang konsisten, potensi perolehan dividen pemegang sahamnya, termasuk Pemprov DKI Jakarta, bakal naik terus mengalir tanpa henti. Bang Sandi sebegai pengelola kapital ulung pasti tahu rahasia ini.

Andai saja nih, seandainya Pemprov DKI menjual seluruh saham DLTA milik mereka, berapa sih potensi dana yang bisa diperoleh? Per hari ini Jumat, 27 Oktober 2017, saham DLTA ditutup di harga Rp4.500, maka nilai kepemilikan Pemprov DKI Jakarta sekitar Rp945.778.502.812,5, ya Rp945 miliar. Angka segitu dibanding APBD DKI 2016 sebesar Rp67,16 triliun sih pasti tak terasa. Tapi ya masih lumayan juga sih. Selama 10 tahun terakhir saham DLTA telah naik sebesar 1.306% dibanding harga penutupan pada akhir tahun 2007, setelah disesuaikan dengan pemecahan saham per akhir tahun 2015 lalu.

Ah jangan berandai-andai Om Bolasalju, kan bang Sandi sudah bilang tidak menjual dulu, katanya begini:

"Ini karena sangat sensitif karena itu perusahaan publik dan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, pada Senin malam, 23 Oktober 2017.
Oke deh. Clear, ya. Tidak dijual. Semoga jalannya pemerintah Bang Anies-Sandi lancar. Semoga gak ada yang ngrecokin untuk jualan saham birnya. Sayang dividen kalo sahamnya dijual, Bang.

 

Sumber: Gambar diambil dari Laporan Tahunan publikasi saham DLTA tahun 2016. Data dari publikasi perseroan dan data publik di IDX.

Disclaimer: Pada saat artikel disiapkan, penulis tidak punya dan tidak berencana berinvestasi di saham DLTA.


Diterbitkan: 27 Oct 2017Diperbarui: 18 Feb 2022