Dengarkan Versi Audio di Podcast Bolasalju
Kata Warren Buffett, “Be fearful when others are greedy. Be greedy when others are fearful.”
Ketakutan dan Keserakahan itu Alamiah
Masalahnya, ketakutan dan keserakahan akan selalu menghinggapi kita selama kita berinvestasi saham.
Pertama, kita ini manusia. Manusia akan selalu bisa takut atau serakah.
Yang kedua, sebagai investor yang berjalan di sebuah perjalanan investasi yang fluktuatif, maka kita akan selalu menghadapi euforia dan pesimisime di pasar.
Takut saat pasar saham serakah dan serakah saat seluruh bursa sedang ketakutan, itu bukan perkara yang mudah dilakukan.
Itu seperti melawan kodrat manusia.
Lalu bagaimana bisa menghindarinya? Kami punya tips sederhana di bawah ini.
Sikap yang Salah
Mayoritas pelaku pasar bersikap serakah di saat yang salah.
Padahal ada dua macam ketakutan dan keserakahan. Ada takut dan serakah di saat yang tepat. Ada takut dan serakah di saat yang salah.
Serakah saat pasar saham naik. Serakah di saham populer.
Alasannya tentu saja takut ketinggalan alias FOMO atau fear of missing out. Namanya juga manusia. Banyak yang merasa untung, maka mereka takut ketinggalan. Mereka takut tidak untung. Mereka masih melihat sahamnya minus. Dan sebagainya.
Padahal, setelah itu biasanya datang masa penurunan.
Mayoritas juga bersikap takut di saat yang salah
Takut saat sahamnya jatuh. Takut membeli saat saham melewati masa penurunan lama.
Mereka berpikir: Bagaimana kalau masa penurunan/periode negatif itu terjadi lama? Bagaimana ternyata sahamnya buruk? Makanya jelas turun.
Bagaimana kalau bisa turun lagi?
Mencari Keuntungan di Pasar Saham
Mencari keuntungan secara konsisten di pasar saham itu sangat susah. Padahal, meski mengalami fluktuasi yang selalu rumit dan susah ditebak itu, dalam jangka panjang pasar saham akan menggambarkan kinerja perusahaan yang ada di dalamnya.
IHSG memberi return 951% selama 20 tahun, dari periode 2004 hingga akhir 2023.
Mereka yang tetap dan terus berinvestasi di saham-saham di IHSG selama 20 tahun itu tentu bisa meraup keuntungan yang dahsyat.
Mereka yang berani melawan arus bisa memperoleh selisih harga yang banyak. Mereka yang kontra yang bisa meraup peluang lebih besar.
Sikap kontra atau berlawanan terhadap pasar inilah yang bisa kita maknai sebagai takut dan serakah seperti yang diajarkan Warren Buffett itu.
Mereka yang tidak takut dan tidak serakah di saat yang kurang tepat akan bisa tenang berinvestasi di pasar saham.
Bagaimana Sikap Serakah dan Takut yang Tepat?
Takutlah saat pasar saham atau saham sudah mencapai harga tertingginya. Bukan justru makin membeli. Tentu ada pengecualian tertentu setelah melalui analisis yang mendalam.
Takutlah di pasar saham saat euforia sudah berada di puncak. Jika semua orang sepertinya terlalu optimis di pasar saham, maka takutlah. Ketakutan Anda biasanya tepat.
Serakahlah di pasar saham saat periode penurunan yang parah.
Serakahlah di pasar saham saat ada saham bagus yang harganya jatuh. Prinsip ini tentu dalam batas-batas setrategi operasi investasi yang diizinkan.
Saham turun adalah peluang. Bukan justru takut. Namun, itu semua harus dalam kerangka operasi investasi jangka panjang yang tetap hati-hati, terdiversifikasi, dan aman.
Prinsip Investasi Jangka Panjang
Investor jangka panjang punya prinsip dasar sebagai kerangka operasional mereka: tidak spekulasi, memakai dana dingin, dan berinvestasi setelah punya telaah mendalam atas saham.
Investor nilai percaya setiap saham mewakili nilai ekonomi tertentu dari setiap usahanya. Nilai ekonomi itu bisa berarti peluang atau potensi kenaikan harga saham dan potensi perolehan dividennya.
Maka, jika ada yang berangkat dari operasi investasi seperti di atas dan mereka bersedia menempuh perjalanan investasi jangka panjang, seharusnya mereka akan bisa menghindari ketakutan atau keserakahan di saat yang salah.
JIka kita bisa menghindari ketakutan dan keserakahan yang salah, lalu kita bisa bersikap secara tepat dalam jangka panjang, maka kita bisa memperoleh keuntungan yang layak.
Melakukannya Tidak Mudah
Tentu saja melakukan semua kegiatan investasi itu sendiri bukan perkara yang mudah. Tantangannya besar. Hambatan dan godaannya terjadi terus-menerus.
Tidak semua orang bisa tegar menjaga psikologi dan mentalnya saat berinvestasi di jangka panjang. Tidak semua orang bisa mencari perusahaan yang bagus. Tidak semua orang bisa menganalisis terus menerus. Problem bisa datang bukan karena pengetahuan, tapi juga karena waktu, sumberdaya, dan data.
Jika tidak mampu melakukannya, maka lebih baik menghindarinya. Anda bisa mengikuti reksadana yang dikelola profesional. Tentu dalam batas-batas memilih yang terbaik dan punya kinerja jangka panjang yang teruji.
Jika ingin melakukannya tapi tidak mampu menganalisis, maka carilah referensi yang terpercaya.
Selalu pegang prinsip investasi yang baik dan berjalankan dalam koridor yang baik, maka Anda akan berjalan bersama mereka menekuni perjalanan investasi jangka panjang dengan percaya diri dan tenang.
Diterbitkan: 9 Sep 2024—Diperbarui: 14 Sep 2024