The art of investment has one characteristic that is not generally appreciated. A creditable, if unspectacular, result can be achieved by the lay investor with a minimum of effort and capability; but to improve this easily attainable standard requires much application and more than a trace of wisdom. If you merely try to bring just a little extra knowledge and cleverness to bear upon your investment program, instead of realizing a little better than normal results, you may well find that you have done worse.”[1]

— Benjamin Graham (tanda tebal dan garis bawah tambahan dari penulis)

Mungkin banyak orang pintar dengan titel mentereng tersinggung oleh perkataan Graham yang menganggap intelektualitas dan kecerdasan tidak relevan terhadap kinerja investasi. Mungkin ada yang bilang, “Teks kuno yang terbit pasca Perang Dunia II ini sudah tidak layak lagi dipakai di era informasi terbuka seperti sekarang.”

Terlahir sebagai orang yang jenius, Ben Graham bisa membaca karya klasik Victor Hugo dalam Perancis, Gothe dalam Jerman, Homer dalam Yunani, dan Virgil dalam Latin. Setelah lulus kuliah, Graham menerima tawaran mengajar di tiga fakultas sekaligus: filosofi, matematika, dan bahasa Inggris. Tapi semua ditolaknya. Graham malah mengejar karirnya di dunia yang dikatakannya “penuh drama dan kegembiraan”[2]. Karya Graham Security Analysis adalah teks penting yang menjadi dasar perubahan teknik analisa dan valuasi keuangan.


Saya percaya seni investasi bisa disederhanakan dalam satu paragraf di awal.

Nyatanya, kotak pandora sudah terbuka sejak 70 tahun yang lalu, tapi kenapa masih ada jurang lebar antara rata-rata kinerja indeks pasar saham dan mereka yang gagal?[3].

Saya membuat simulasi investasi di saham-saham perusahaan Indonesia yang besar dan profitable; cukup menumpang pada pertumbuhan perusahaan di Indonesia, kekayaan investor juga ikut tumbuh setara bahkan lebih baik dari indeks.

Karena hidup bukan hanya dalam simulasi, saya telah menambah pembuktian “kecil” dengan dana kecil melalui kegiatan beli dan simpan perusahaan hebat Indonesia selama 5 tahun terakhir. Hal ini membuat saya makin yakin dengan petuah Graham.

Sebagai orang biasa yang tidak datang dari dunia keuangan dan investasi, saya bersyukur bisa mengenal dan mengikuti ajaran investasi yang sederhana dan masuk akal ini. Selama 10 tahun terakhir kami bisa membuktikan beberapa ajaran tersebut di Bolasalju.com.


[1]: The Intelligent Investor, Benjamin Graham, 1949

[2]: The Snowball, Alice Schroder, 2008

[3]: https://us.spindices.com/spiva/#/reports


Diterbitkan: 4 Sep 2020Diperbarui: 14 Aug 2023