Berita dan Info Negatif Itu

Ada berita dan info seperti ini:

  • Saham turun -7% sehari.
  • IHSG turun -2% dalam sehari.
  • Inflasi Inggris naik ke level 9%.
  • Minyak naik lagi, industri tertekan.
  • Harga CPO turun, laba perkebunan ini tertekan.
  • Analis: industri ini sedang sunset, saham X tidak ada harapan lain
  • Analis lain: industri ini bagus, tapi saham X prospeknya belum baik.

Setiap hari. Setiap saat. Sepanjang masa, berita negatif akan selalu menghantui investor. Bagaimana harus bersikap?

Kekhawatiran Rutin Para Investor

Investor pasar modal menaruh dana di perusahaan-perusahan publik. Secara tidak langsung dia mengundang eksposur untuk bersentuhan dengan isu-isu perusahaan publik atau ekonomi pada umumnya.

Setiap hari, setiap saat, dan ini akan berlaku seterusnya, investor publik akan dilanda kekhawatiran. “Bad news is a good news”. Juga opini dari analis perusahaan terkemuka dan pendapat dari tokoh terkenal.

Langsung pesimis deh. Pingin jual deh. Atau langsung pingin beli yang lain deh.

Keputusan Mandiri

Siapa tahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menghinggapi benak investor seperti itu, setiap hari, sepanjang masa?

Investor harus membuat keputusan dan mengambil tanggungjawab sendiri. Bukan keputusan bersama. Beberapa literatur menyebutkan keputusan investasi berbasis komite menghasilkan kinerja yang tertekan. Tentu saja ada pengecualian, individu yang bisa mengelola persoalan negatif seperti itu.

Kami mempelajari beberapa trik mereka.

Bagaimana Solusinya?

Menurut hemat kami, yang bisa menjawab adalah diri investor masing-masing. Tidak ada solusi jitu yang tepat untuk semua orang.

Ada yang punya pendorong diri dari ekspektasi tumbuh. Ada yang berbasis konservatisme. Ada yang kecenderungan optimis, ada yang negatif. Ada yang bisa membaca karakter orang, ada yang tidak. Dan lain sebagaianya. Pada dasarnya, yang bisa menjawab investor itu sendiri.

Contoh, ada investor yang mudah iri. Sementara iri mendatangkan petaka dan stres. Dia memilih pergi menjauh dari eksposur yang mendatangkan rasa iri tersebut.

Hal Lainnya

Ada lagi, kita sebut Evan, dia mudah pesimis saat baca berita. Padahal banyak berita dan komentar tidak akurat (baca #instavesting 22). Maka untuk sementara Evan memilih tidak membaca sumber berita dari media A, B, C. Apalagi media C yang dikenal suka membuat judul heboh hanya agar viral. Evan memilih majalah minggu yang setelah beberapa saat dia nyaman mengikuti beritanya, juga liputannya yang lebih slow membuat dia merasa tidak terburu-buru.

Bagaimana kalau soal overthinking, suka marah, dll? Itu soal hati. Mungkin mempelajari stoicisme, tasawuf/sufisme, dan lainnya bisa membantu.


Diterbitkan: 6 Aug 2022Diperbarui: 3 Sep 2022