Dalam artikel kali ini kami akan menyajikan perspektif investasi saham seperti investasi obligasi.

Versi Video

​ ​

Saham adalah Obligasi dengan Fitur Khusus

Beberapa investor terkenal seperti Warren Buffett sering mengumpamakan bahwa operasi investasi saham sebaiknya dipandang sebagai obligasi dengan fitur khusus.

Jika obligasi mempunyai keterbatasan waktu, kupon, dan harganya, sebaliknya investasi saham menawarkan keunggulan lainnya yang tidak terbatas.

Fitur-fitur khusus itu akan sangat menguntung bagi investor.

Bunga Majemuk di Obligasi

Untuk memahami konsep ini ada baiknya kita pahami dulu konsep bunga majemuk.

Tabel di bawah ini menjelaskan konsep bunga majemuk (compounding) seandainya investor menempatkan dananya dan memutar pendapatan bunganya ke dalam obligasi yang menawarkan yield 5,5% berikutnya secara terus menerus.

TahunModal (juta)Yield (setelah pajak)Hasil (juta)
1100,005,5%105,50
2105,505,5%111,30
3111,305,5%117,42
4117,425,5%123,88
5123,885,5%130,70
6130,705,5%137,88
7137,885,5%145,47
8145,475,5%153,47
9153,475,5%161,91
10161,915,5%170,81

​ ​

Berbagai Skenario Bunga Majemuk di Obligasi

Tabel di bawah ini menunjukkan berbagai skenario yang bisa investor dapatkan saat berinvestasi melalui obligasi dan menggandakan modalnya melalui skema bunga majemuk.

ModalKupon (setelah pajak)Hasil 10 Tahun
100,005,5%170,81
100,006%179,08
100,006,5%187,71
100,007%196,72
100,007,5%206,10
100,008%215,89
100,008,5%226,10

Keterbatasan Aset Obligasi dan Setara

Perlu dipahami aset obligasi dan setara obligasi mempunyai keterbatasan, seperti berikut:

Batasan Waktu (Jatuh Tempo) ~ 2, 3, 5, 10, 20, 30 tahun

Saat investor memiliki obligasi dengan jatuh tempo 2 tahun, maka ia terikat semacam “kontrak” yang diikat oleh obligasi itu. Ikatan itu memaksa investor memiliki investasi obligasi hingga jangka waktu tertentu atau ia menghadapi berbagai mekanisme dan risiko.

Suku Bunga Tetap ➝ saat suku bunga tinggi, jadi merugikan

Di sisi lain, komitmen waktu ini juga bisa melindungi investor obligasi saat pergerakan suku bunga menunjukkan arah yang sebaliknya. Misalnya saat suku bunga makin rendah, investor yang telah memiliki obligasi dengan suku bunga lebih tinggi bisa menikmati proteksi lebih bagus dibanding investor yang baru masuk ke berbagai obligasi yang baru ditawarkan.

Risiko Harga ➝ jika ingin menjual obligasi, harganya mungkin berubah atau turun

Namun, jika investor ingin keluar dari ikatan itu, atau menjual obligasinya, selama opsi itu tersedia secara legal di pasar, investor bisa terkena berbagai macam risiko seperti berkurangnya modalnya karena obligasinya tersebut belum jatuh tempo.

​ ​

Saham ~ Obligasi

Dari beberapa pemahaman tersebut dia tas kita bisa mempelajari konsep lanjutan bahwa saham adalah obligasi yang mempunyai fitur suku bunga fleksibel, dengan masa jatuh tempo yang tidak terbatas (sesuai kapasitas investor), dan juga opsi pembelian/penjualan yang leluasa.

Suku bunga fleksibel: investor saham bisa memilih berbagai saham yang menawarkan yield dividen yang berbeda. Ada saham yang menawarkan dividen dengan yield sebesar 1% hingga 7%, bahkan lebih. Tentu, konsep ini ada sisi abu-abunya, bahwa dividen tergantung kualitas kinerja perusahaan. Jika perusahaan menghasilkan laba secara produktif dan terus-menerus, maka investor akan mendapatkan yield secara konsisten. Di sisi lain, jika investor memilih perusahaan yang kurang baik, ia akan menghadapi risiko turunnya yield dividen atau bahkan tidak menerima kupon sama sekali.

Masa jatuh tempo yang tidak terbatas: investor saham memperoleh fasilitas ini melalui cara bahwa dengan berinvestasi saham, “obligasi”-nya tidak mempunyai jatuh tempo. Jika perusahaan masih profitable dan menghasilkan laba yang konsisten, maka jatuh tempo investasinya seperti tidak terbatas. Tapi konsep ini juga punya sisi negatif jika perusahaan berkinerja buruk atau bahkan bangkrut, investor yang seharusnya bisa mengklaim obligasinya malah tidak ada opsi sama sekali. Di sini titik risikonya.

Opsi pembelian/penjualan yang leluasa: hal ini mempunyai arti bahwa investor saham mempunyai keleluasaan untuk bersikap saat ingin membeli atau menjual “obligasinya”. Berbeda dengan investor obligasi yang mengikuti aturan jatuh tempo, atau juga keterbatasan harga di pasar obligasi yang umumnya dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga.

Dari berbagai kelebihan itu, investor saham bisa menambahkan perolehan kupon bunga (dari dividen) dan kupon bunga tambahan melalui skema jangka panjang saat ia menjual sahamnya.

Tapi kan, Saham itu Fluktuatif?

Fluktuasi Saham

Investor saham, apalagi mereka yang mempunyai perspektif jangka pendek, umumnya melihat pasar saham adalah rangkaian pergerakan harga dalam tempo pendek. Berapa lama? Bisa harian, mingguan, atau bulanan.

Karena konsentrasi inilah, seperti terlihat dalam tanda A, maka persepsi mereka akan dihantui oleh ketakutan dan keserakahan jangka pendek yang tiada habisnya.

Jika investor saham melihatnya dalam perspektif jangka panjang seperti tanda B, ia bisa melupakan fluktuasi yang terjadi sepanjang masa itu. Ia hanya fokus ke B. Pergerakan itu ada.

Darimana pergerakan ini terbentuk? Mungkin Anda tanya begitu. Kan semua pasar yang menentukan. Jelas sekali, pasarlah penggerakan harga saham. Tapi harga saham itu dalam jangka panjang akan selalu dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaannya bagus, apa mungkin sahamnya akan terus dihargai buruk? Apalagi jika perusahaan terus membagikan dividen. Masih tetap profitable. Dan masyarakat luas masih terus mengkonsumsi produk atau jasanya.

Concern terakhir inilah titik penting dari investasi di pasar saham. Dengan fokus pada beberapa faktor seperti kesehatan keuangan, profitabilitas, dan manajemen, investor bisa mengabaikan hal-hal lain yang bersifat temporer seperti fluktuasi.

​ ​

Dividen

Catatan perolehan dividen di bawah ini adalah perolehan dividen saham riil di sebuah saham. Hanya ada satu baris angka yang kami modifikasi. Semua data menunjukkan fenomena yang relevan dan riil. Kami tidak mengubah tujuan itu.

Sejarah Dividen

Dari data di atas kita bisa melihat bahwa di sebuah perusahaan yang punya pertumbuhan fenomenal, dividennya menunjukkan sejarah yang positif, bahwa mereka selalu membagikan dividennya. Hebatnya lagi, pertumbuhan ini diikuti oleh kenaikan nominal dividen secara terus-menerus meski ada tingkat stagnasi atau tidak ada perubahan. Tapi itu fenomena yang wajar.

A: harga pembelian saham awal.

B: kupon penghasilan dividen menunjukkan perubahan seiring dengan berubahnya harga saham di pasar.

C: total perolehan dividen yang diperoleh investor dari investasinya menunjukkan akumulasi mendekati biaya investasi di awal.

Hal tak terlihat lainnya adalah harga saham menunjukkan peningkatan yang berarti.

Dengan menggabungkan konsep ini dengan beberapa konsep di atas, kita bisa paham bahwa saham yang bagus adalah obligasi yang mempunyai fitur-fitur tadi seseungguhnya adalah masuk akal.

Syarat Saham Bisa Diperlakukan Sebagai Obligasi

Namun berbagai konsep di atas hanya berlaku jika saham hanya dikelola mengikuti berbagai kaidah berikut:

  • Dikelola Dalam Jangka Panjang
  • Mengabaikan Fluktuasi Jangka Pendek
  • Bisnis yang Fenomenal
  • Manajemen Berintegritas
  • Harga yang Masuk Akal
  • Konsisten Menggelindingkan Dananya


Diterbitkan: 9 Jun 2022Diperbarui: 10 Jun 2022