Di linimasa @bolasaljucom kemarin, saya cerita bahwa saya sedang tertarik untuk riset dua perusahaan baru. Kebetulan dua perusahaan tersebut bukan di sektor keuangan, sektor terbesar investasi saya saat ini. Sontak ada beberapa pengikut yang penasaran, sektor apakah itu?

Sebelum menjawab ke sana, saya perlu ingatkan lagi tulisan saya sebelumnya, Fokus Sektor dalam Manajemen Portofolio. Dalam tulisan tersebut secara singkat saya telah jelaskan bahwa tak ada fokus sektor dalam manajemen portofolio investasi saya. Guna menjawab ini, hingga saat ini pun saya memandang tidak perlu fokus sektor. Kenapa tidak perlu? Saya akan coba uraikan alasannya di bawah.

Seandainya Anda ditanya, “Katakanlah Anda punya modal cukup untuk mendirikan perusahaan besar dan nanti bisa go public, Anda akan fokus sektor apa?” Kira-kira apa jawabannya? Tentu jawaban kita tak akan jauh dengan kemampuan pribadi kita. Katakan Anda ahli perikanan dan punya pengalaman dengan ekspor impor produk ikan, kemungkinan bisnis Anda tak akan jauh dari sektor ini. Katakanlah Anda dapat rekanan yang menawarkan investasi di bidang Information Technology (IT), apakah Anda tertarik sementara Anda tak punya keahlian di bidang tersbeut? Perkiraan saya mungkin Anda akan tertarik. Tapi Anda akan berhati-hati dalam segala kalkulasi karena bidang tersebut jauh dari keahlian Anda. Anda akan lihat dulu peluang return of investment-nya lebih dahulu, kalau ternyata peluangnya jauh lebih baik dari sektor perikanan, tentu Anda akan bisa tertarik, apalagi bila rekan tersebut bisa memberi kalkulasi dan analisa yang masuk akal.

Dalam investasi saham, apalagi sebagai value investor—menurut saya—sektor tidak perlu dipertimbangan. Memang saya punya daftar sektor yang tidak saya masuki karena alasan idealisme dan juga lain-lain, tapi dalam hal arah investasi—menurut saya—seyogyanya tidak perlu ada fokus sektor. Kita ambil contoh, Warren Buffett punya aturan dirinya tidak masuk sektor teknologi karena dalam perusahaan teknologi ada banyak hal yang tidak dimengertinya. Bila Anda mengerti teknologi dan tahu peluang Apple itu bagus sekali pada 2009 lalu—dua tahun setelah iPhone diluncurkan—dan mereka punya pertumbuhan fenomenal, apakah salah masuk Apple di harga tertinggi tahun itu, $210. Apple saat ini bertengger di harga $600-an, peluang gain hampir 200% bukan? Jadi aturan dan larangan ini seharusnya per individu, bukan dihantam semuanya sama. Sebagai contoh lain, Lynch sang manajer investasi legendaris itu juga tidak mengharamkan sektor teknologi.

Kemudian, dalam tatanan makro, ada yang bilang siklus perekonomian bisa diamati. Misalnya: setelah resesi/krisis akan ada pembalikan arah pertumbuhan, setelah ekonomi tumbuh lalu ada maturity—mungkin ada buble, resesi lagi, dan berulang kembali. Katanya, dengan memperhatikan siklus ekonomi, investor bisa memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih bagus. Dalam skema investasi jangka menengah, hal ini banyak benarnya. Tapi mungkin juga tidak.

Investor memang harus memperhatikan sektor perusahaan tempat ia akan berinvestasi. Tapi bukan mencari sektor yang terlihat potensial lalu fokus ke sektor tersebut saja. Pertanyaannya, apa salahnya masuk sektor yang sudah jenuh? Tentu banyak persaingan di sana. Tapi kalau bisa mendapatkan perusahaan tangguh yang bisa eksis di sektor yang jenuh, alangkah hebatnya perusahaan ini ketika pemain lain di sektor tersebut melambat? Atau sebaliknya, ada sektor yang melambat tapi ada peluang investasi di perusahaan yang bisa bertahan di sektor itu, tentu ini perusahaan super tangguh bukan? Begitu pula kalau sebuah perusahaan mencoba masuk sektor baru, hal itu bisa dibaca sebagai peluang dan risiko. Kalau percobaan berhasil, investor tentu diuntungkan karena investasinya tumbuh. Kalau gagal?

Untuk dua hal terakhir ada contoh menarik dalam satu perusahaan, yaitu Modern Internasional (MDRN), bisnis awalnya adalah retail fotografi dengan mengusung merk Fuji Film dan mempunyai gerai Fuji Image Plaza. Mari telaah fenomena masuknya retailer mengakuisi franchise 7-Eleven beberapa tahun lalu. Sektor retail  sudah jenuh dimasuki oleh pemain lokal seperti Alfa Mart, Indomaret, belum lagi beberapa hypermarket yang juga menawarkan fasilitas kenyamanan belanja dan gaya hidup urban, yang juga akan ditawarkan 7-Eleven. Ada juga pemain retail menengah ke atas seperti Circle-K. Sekarang kita tengok fakta:

  • Di publikasi IDX Factbook 2009 (kinerja tahun buku 2008) rasio P/E MDRN tercatat 83,9x
  • Di IDX Factbook 2010 (tahun buku 2009) rasio P/E MDRN tercatat 12,77x
  • Di IDX Factbook 2011 (tahun buku 2010) rasio P/E MDRN tercatat 35,44x
  • Rasio P/E MDRN saat ini adalah 38x (menurut FT).
Seandainya saat gerai pertama 7-Eleven dicanangkan pada 2009 dan baru berdiri awal 2010, kita asumsikan Anda membaca hal itu, apakah Anda melihat ada peluang pertumbuhan dari MDRN? Akhir 2009 rasio P/E masih 12,77x, cuku moderat untuk retail besar, lalu ada peluang bisnis baru. Tentu Anda akan bisa untung ratusan persen saat ini. Ini di perusahaan yang sektornya jenuh seperti retail lho!

Sepertinya fokus sektor lebih berguna untuk investor yang investasinya terdiversifikasi. Seandainya kita asumsikan Anda value investor tipe seperti ini, lalu Anda juga sangat konservatif sebelum masuk, tentu fokus sektor akan berguna. Asumsi saya, bila ekonomi bergerak ke pertumbuhan lalu Anda fokus di perusahaan infrastruktur, tentu ada banyak peluang dari beberapa perusahaan infrastruktur tempat Anda berinvestasi. Tapi kalau Anda tipe investor yang terfokus (hanya beberapa saham tak lebih dari 10), mungkin fokus sektor tidak berguna. Tipe investor seperti yang terakhir ini akan lebih fokus hanya ke perusahaan yang sangat prospektif, asal perusahaan punya potensi bagus dan dikelola manajemen yang bagus, selain punya margin of safety tinggi.

Lalu bagaimana saya menjawab pertanyaan di linimasa itu. Jawaban saya cukup singkat. Sektor apa pun prospektif, asal perusahaan tersebut punya potensi yang bagus dan dikelola oleh manajemen handal dan berintegritas tinggi.

Terakhir, ada satu pesan dari Li Lu, sang maha investor dari Tiongkok itu, kata dia fokuslah hanya ke satu sektor dan pelajarilah secara serius. Niscaya Anda akan belajar banyak hal dari sektor tersebut yang akan sangat berguna bagi investasi Anda. Ini saya kira juga saran yang sangat baik buat investor.

Bagaimana menurut Anda?


Diterbitkan: 13 Jul 2012Diperbarui: 9 Feb 2022