Setelah jogging pagi ini, saya jadi terinspirasi untuk mengulas ide ini, kalau dipikir-pikir menjadi investor itu seperti menjadi seorang pelari marathon.

Sekarang, kalau saya bertanya—termasuk pada saya—siapa yang ingin bisa menjadi pelari marathon? Kalau saya anggap kita semua bukan pelari profesional dan hanya olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh, saya kira tak ada yang bakal menjawab ingin menjadi pelari marathon.

Tidak ada orang yang bakal percaya dirinya bisa menjadi pelari marathon. Itu kalau yang dipikirkan jauh jaraknya saja 42,195 km. Fisik kebanyakan tak akan kuat. Jarak lari kita tiap hari saja rata-rata (mungkin 2km-5km) saja. Apa bisa kita yang hanya kuat lari setengah atau satu jam bisa lari, entah berapa jam seperti itu?

Menjadi investor juga seperti itu. Kalau Anda tanya pada pelari marathon, mereka pasti menjawabnya semua orang bisa menjadi pelari marathon, asal disiplin lari, sabar berlatih, menambah jarak sedikit demi sedikit. Kuncinya disiplin dan sabar.

Saya tidak menganggap diri saya investor kawakan karena masa operasi saya juga terhitung baru. Tapi kalau ditanya orang bagaimana menjadi investor? Saya juga akan menjawab semua orang bisa, asal disiplin, sabar, mau belajar, sedikit demi sedikit berusaha memperbaiki kesalahan dan menghindari perdagangan saham jangka pendek.

Saya rasa menjadi pelari marathon dan investor itu mirip, menghindari pandangan jangka pendek. Kalau pelari marathon berusaha mengejak waktu, mungkin mereka gagal menjadi pelari marathon. Sama juga kalau ingin jadi investor tapi yang dipandang untung dalam jangka pendek, kebanyakan akan gagal menjadi investor. Kuncinya waktu, dan itu sangat lama.

Selamat menjadi pelari marathon, eh investor!


Diterbitkan: 7 Sep 2012Diperbarui: 9 Feb 2022