Apakah kecerdasan seseorang berhubungan terhadap kesuksesan investasinya? Menurut sebagian orang yang sukses dalam dunia investasi, IQ ternyata tidak pengaruh.

Dalam pengantar buku The Intelligent Investor terjemahan Indonesia (Serambi, 2008) halaman 32, Jason Zweig menuliskan cerita ini:

Pada 1720, Sir Isaac Newton memiliki saham South Sea Company, saham yang paling hot di Inggris saat ini. Begitu melihat gejala pasar mulai tidak terkendali, sang fisikawan besar menggerutu bahwa ia “bisa menghitung gerakan benda-benda langit, tetapi ia tidak bisa mengkalkulasi kegilaan orang”. Newton melepas saham South Sea-nya mengantongi 100% keuntungan sebesar £7,000 (tujuh ribu poundsterling). Namun, hanya beberapa bulan kemudian, terbawa arus antusiasme pasar yang luar biasa, Newton terjun kembali ke dalam pasar—membeli saham South Sea lagi—ketika harga sudah jauh lebih tinggi—dan rugi £20,000 (dua puluh ribu poundsterling, atau lebih dari $3 juta dalam uang sekarang). Sampai akhir hidupnya, ia melarang siapa pun untuk menyebut kata “South Sea” di dekatnya.
Untuk cerita lebih detail dan lengkap bisa dibaca pula di: http://harvardmagazine.com/1999/05/damnd.html

Saya kutip cerita ini bukan berarti untuk merendahkan orang-orang cerdas dan pintar. Tetapi saya hanya mengingatkan bahwa sesungguhnya tidak ada korelasi kepintaran orang dengan kesuksesan investasinya. Orang sukses berinvestasi umumnya karena faktor pengendalian emosinya: mereka tidak ikut-ikutan trend, tidak percaya gosip/rumor, bisa memilah fakta, dan bertindak bukan atas emosi. Orang pintar, orang yang lebih informatif, orang yang lebih punya akses tidak selalu lebih sukses daripada orang biasa yang bisa mengendalikan emosinya dalam berinvestasi.


Diterbitkan: 3 Jun 2011Diperbarui: 9 Feb 2022