Reksadana vs Inflasi, Siapa Pemenangnya?

Reksadana adalah solusi sederhana bagi investor umum untuk bisa berinvestasi di pasar modal secara mudah dan murah. Dengan reksadana investor bisa berinvestasi saham, obligasi, dan efek lainnya; secara tidak langsung.  Sebagai sarana investasi jangka panjang, sejauh ini kinerja reksadana saham terbukti cukup lumayan, jika tidak dibilang menawan. Tapi satu hal, itu adalah kinerja penuh, keadaan jika seseorang investasi di awal periode dan baru diambil di akhir periode.

Pertanyaannya, jika kita melakukan investasi berkala bulanan di suatu reksadana, apakah kinerjanya cukup memuaskan? Jangan-jangan investasi berkala reksadana Anda kalah oleh inflasi?

Latar Belakang

Ketika menyiapkan naskah buku Cerdas Berinvestasi, penulis menyajikan dua metode berinvestasi yang bisa dipilih oleh investor pemula, yaitu: investasi penuh dan investasi berkala. Investasi penuh sudah jelas artinya, yaitu menyetor seluruh dana investasi di awal periode, hasil investasi akan diambil di akhir periode. Investasi berkala artinya investor menyetor dana investasi dari waktu ke waktu di saat yang sama hingga akhir periode, hasil investasi akan diambil di akhir periode.

Bolasalju punya data pendukung untuk investasi saham dari artikel edukasi metode Dollar Cost Averaging (DCA) yang pernah kami terbitkan pada 2012 lalu. Sebulan terakhir, saya berjibaku untuk mengolah riset dan data untuk mendukung argumen pendukung untuk satu dan dua metode investasi yang kami sajikan di Cerdas Berinvestasi. Sayangnya, sejauh ini saya belum pernah dengar riset atau simulasi kinerja reksadana dengan menggunakan metode investasi berkala.

Riset Investasi Reksadana: Investasi Penuh vs Investasi Berkala

Kinerja investasi penuh bisa dihitung secara sederhana dari kinerja reksadana. Grafik kinerja investasi penuh 10 reksadana saham teratas di Indonesia seperti terlihat di bawah ini.

[caption id=“attachment_7466” align=“alignnone” width=“600”]Hasil Investasi Penuh 10 Reksadana Saham di Indonesia Hasil Investasi Penuh 10 Reksadana Saham di Indonesia[/caption]

Bagaimana jika berinvestasi dengan metode investasi berkala? Pertanyaan kami sederhana saja, jika sebuah reksadana punya kinerja penuh 10 tahun 240,87% (atau 13,05% jika disetahunkan), apakah dengan metode investasi berkala di reksadana yang sama investor bisa memperoleh hasil yang memuaskan, dengan target minimal mengalahkan inflasi sebesar 6% per tahun? Bagaimana kinerja investasi berkala di reksadana saham Indonesia?

Untuk membaca hasil lengkap riset, silakan baca Reksadana: Investasi Penuh vs Investasi Berkala.

Ringkasan Hasil Riset: Inflasi Masih Menang!

Riset menampilkan data lengkap kinerja penuh, kinerja penuh disetahunkan, kinerja investasi berkala, kinerja investasi berkala disetahunkan. Juga dilengkapi statistik perbandingan modal investasi dan perolehannya, ilustrasi pergerakan modal dan hasil investasi di salah satu reksadana, perbandingan kedua metode investasi (penuh dan berkala), serta bagaimana kedua metode investasi ini melawan inflasi. Data riset menampilkan nama-nama reksadana yang diuji.

Berikut contoh hasil riset:

Ringkasan kinerja investasi berkala di 10 reksadana selama 10 tahun.

Ringkasan hasil riset kami, hasil simulasi investasi berkala dengan dana setoran tetap selama 10 tahun di 10 reksadana terbaik:

  • Perolehan disetahunkan: terendah 3,72%; tertinggi 8,69%
  • Median perolehan disetahunkan: 5,64%
  • Rata-rata perolehan: 5,78%
  • Dari angka median dan rata-rata peroleh 10 reksadana masih kalah oleh inflasi indonesia 10 tahun sebesar 6%.
Untuk mengetahui detil hasil riset, bagaimana persentase perolehan total hasil investasi berkala, reksadana apa yang bisa mengalahkan inflasi, berapa persentase kemenangan dan kekalahan masing-masing reksadana, silakan baca hasil riset kami.
Riset lebih lengkap: Riset Reksadana: Investasi Penuh vs Investasi Berkala.


Diterbitkan: 28 Apr 2017Diperbarui: 14 Aug 2023