Sebuah reksadana di Indonesia menghasilkan perolehan 438,73% untuk masa 10 tahun. Ini adalah perolehan penuh. Masalahnya, tidak semua orang bisa berinvestasi penuh. Alternatifnya adalah dengan cara berkala, seperti mencicil bulanan. Apakah kinerja investasi berkala semacam ini cukup memadai untuk mengalahkan inflasi? Berikut hasil riset kami.

Latar Belakang

Di buku panduan gratis Cerdas Berinvestasi, kami menyajikan dua metode berinvestasi yang bisa dipilih oleh investor pemula, yaitu: investasi penuh dan investasi berkala. Investasi penuh yaitu menyetor seluruh dana investasi di awal periode. Investasi berkala menyetor dana investasi dari waktu ke waktu secara periodik hingga akhir periode. Hasil investasi baru diambil di akhir periode.

Bolasalju punya data pendukung untuk investasi saham dari artikel edukasi metode Dollar Cost Averaging (DCA) yang pernah kami terbitkan pada 2012 lalu. Sejauh ini kami belum pernah dengar riset atau simulasi kinerja reksadana dengan menggunakan metode investasi berkala.

Pertanyaan kami sederhana saja, jika misalnya, ada reksadana punya kinerja penuh 10 tahun 240,87% (atau 13,05% jika disetahunkan), apakah dengan investasi berkala di reksadana sama hasilnya juga memuaskan? Target minimal adalah mengalahkan inflasi sebesar 6% per tahun. Bagaimana kinerja investasi berkala di reksadana saham Indonesia?

Metodologi Riset Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia

  1. Dari 10 reksadana saham di Indonesia yang mencatatkan kinerja terbaik selama 10 tahun terakhir di atas, kami buat simulasi investasi berkala dengan metode Dollar Cost Averaging atau DCA.
  2. Data mentah dari 10 reksadana selama 10 tahun dari media dan dari reksadana masing-masing, dari tahun 2007-2016 (10 tahun). Kami juga konfirmasi data kami di sebuah portal reksadana. Semua data diinput manual.
  3. Kita simulasikan akan membeli masing-masing reksadana senilai Rp1 juta, dari 1 Januari 2007 hingga 1 Desember 2016, setiap awal bulan.
  4. Kita bandingkan seluruh modal investasi dalam masa pengujian dengan hasil perolehan nilai pasar reksadana masing-masing setelah masa investasi.
  5. Asumsi inflasi menggunakan data hasil riset inflasi Indonesia 10 tahun terakhir Bolasalju, yaitu rata-rata sebesar 5,94% atau kita bulatkan inflasi adalah 6% per tahun.
  6. Kita akan bandingkan hasil tahunan dengan inflasi.
  7. Asumsi #1: waktu 10 tahun dari 2007-2016 kami kira cukup mewakili periode kepanikan dan optimisme di bursa. Krisis pernah terjadi pada 2008-2009, saat itu seluruh kinerja reksadana turun. Setelah itu pasar modal bergerak naik. Jadi 10 tahun ini kami kira cukup representatif mewakili kinerja seluruh reksadana.
  8. Asumsi #2: 10 reksadana saham dengan kinerja jangka panjang terbaik di Indonesia ini kami kira cukup mewakili kinerja reksadana. Justru merekalah yang terbaik. Banyak reksadana yang mempunyai kinerja di bawah mereka.

Kenapa hanya reksadana saham? Riset ini untuk membuktikan bahwa solusi investasi jangka panjang untuk investor pemula adalah melalui instrumen reksadana saham. Sejauh ini pembuktian melalui investasi penuh menghasilkan indikator yang memuaskan. Artinya investor bisa mencapai tujuan investasinya karena sudah mengalahkan inflasi. Reksadana campuran kami hindari karena kebijakan yang diambil manajer investasi sebuah reksadana campuran bisa fokus di mayoritas obligasi atau sukuk, atau efek utang lainnya, sehingga bisa melenceng dari tujuan awal pembuktian investasi jangka panjang yang seharusnya memanfaatkan saham.

Kenapa 10 Tahun? Kenapa hanya 10 Reksadana Saham? Karena keterbatasan sumber data. Juga keterbatasan sumberdaya karena kami harus menginput data NAB/UP bulanan 10 reksadana selama 10 tahun di lembar kerja!

Hasil Simulasi Investasi dengan Metode Penuh Selama 10 Tahun di Reksadana Saham

[caption id=“attachment_9496” align=“alignnone” width=“1024”]Kinerja Penuh 10 Tahun dari 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia Grafik 1: Kinerja Penuh 10 Tahun dari 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia (klik untuk versi besar)[/caption]

[caption id=“attachment_9505” align=“alignnone” width=“1024”]Kinerja Penuh 10 Tahun dari 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia (Disetahunkan) Grafik 2: Kinerja Penuh 10 Tahun dari 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia (Disetahunkan)[/caption]

Hasil riset menunjukkan reksadana saham di Indonesia punya rekor pengembalian jangka panjang antara 160,32% hingga 439,00% untuk kinerja 10 tahun; atau 10,04% per tahun hingga 18,35% per tahun, jika disetahunkan. Bisa dilihat perolehan terendah disetahunkan pun masih bisa mengalahkan inflasi.

Hasil Modal Investasi Rp120 juta dengan Berinvestasi Penuh

[caption id=“attachment_9506” align=“alignnone” width=“1024”]Grafik 3: Hasil modal investasi Rp120 juta diinvestasikan penuh di awal periode dari 2007-2016 Grafik 3: Hasil modal investasi Rp120 juta diinvestasikan penuh di awal periode dari 2007-2016[/caption]

Hasil investasi penuh jika dinilai dari modal total investasi Rp120 juta di awal periode (2007) akan menghasilkan hasil investasi di akhir periode (2016) senilai terendah dari Rp317,99  juta hingga tertinggi Rp646,49 juta.

Hasil Simulasi Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Terbaik di Indonesia

[caption id=“attachment_9508” align=“alignnone” width=“1024”]Grafik 4: Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Selama 10 Tahun Grafik 4: Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Selama 10 Tahun[/caption]

[caption id=“attachment_9509” align=“alignnone” width=“1024”]Grafik 5: Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Selama 10 Tahun (Disetahunkan) Grafik 5: Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Selama 10 Tahun (Disetahunkan)[/caption]

Dari pengujian kami, investasi berkala di 10 reksadana saham terbaik di Indonesia selama 10 tahun menghasilkan perolehan total terendah 44,15% hingga tertinggi 130,12%. Nilai median tercatat 73,21%.

Jika perolehan dari metode investasi penuh ini disetahunkan (annualised), investasi berkala di 10 reksadana saham terbaik di Indonesia selama 10 tahun menghasilkan perolehan disetahunkan terendah 3,72% hingga tertinggi 8,69%. Nilai median adalah 5,64%.

[caption id=“attachment_9507” align=“alignnone” width=“1024”]Hasil modal investasi Rp120 juta diinvestasikan berkala dari 2007-2016 di 10 reksadana saham terbaik Grafik 6: Hasil modal investasi Rp120 juta diinvestasikan berkala dari 2007-2016 di 10 reksadana saham terbaik[/caption]

Hasil investasi berkala jika dinilai dari modal total investasi Rp120 juta selama seluruh periode (2007-2016) akan menghasilkan hasil investasi terendah dari Rp172,98 juta hingga Rp276,14 juta.

Perbandingan Hasil Simulasi Investasi Penuh vs. Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham

[caption id=“attachment_9510” align=“alignnone” width=“1024”]Hasil Perolehan Disetahunkan 10 Tahun: Investasi Penuh vs. Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham Grafik 7: Hasil Perolehan Disetahunkan 10 Tahun: Investasi Penuh vs. Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham[/caption]

Reksadana Saham versus Inflasi

[caption id=“attachment_7402” align=“alignnone” width=“852”]Inflasi Tahunan Umum Indonesia 10 Tahun Terakhir (2007-2016) Grafik 8: Inflasi Tahunan Umum Indonesia 10 Tahun Terakhir (2007-2016)[/caption]

Kita menyesuaikan angka inflasi tahunan Indonesia selama 10 tahun terakhir adalah 6% per tahun, dari rata-rata inflasi tahunan sebesar 5,94% dari data inflasi Indonesia 10 tahun di bawah ini. Baca lebih detail tentang inflasi tahunan Indonesia 10 tahun.

Pertanyaan penting lainnya, apakah hasil investasi reksadana saham di Indonesia cukup untuk melawan inflasi di Indonesia?

[caption id=“attachment_9511” align=“alignnone” width=“1024”]Hasil Investasi Penuh di 10 Reksadana Saham (Disetahunkan) Setelah Inflasi Grafik 9: Hasil Investasi Penuh di 10 Reksadana Saham (Disetahunkan) Setelah Inflasi[/caption]

[caption id=“attachment_9512” align=“alignnone” width=“1024”]Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham (Disetahunkan) Setelah Inflasi Grafik 10: Hasil Investasi Berkala di 10 Reksadana Saham (Disetahunkan) Setelah Inflasi[/caption]

Kesimpulan

Dari hasil pengujian di atas, dapat dibuktikan bahwa:

  1. Dari hasil simulasi investasi penuh selama 10 tahun di 10 reksadana dengan kinerja terbaik di Indonesia, hasil investasi penuh terbukti memuaskan. Jika dihitung secara tahunan pun hasilnya masih bisa mengalahkan inflasi.
  2. Dari hasil simulasi investasi berkala menggunakan metode DCA selama 10 tahun di 10 reksadana terbaik di Indonesia, hanya 3 (tiga) reksadana teratas yang bisa mengalahkan inflasi tahunan.

Kami menyimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, berinvestasi berkala di reksadana saham di Indonesia tidak akan mencapai hasil memuaskan. Investor hanya bisa mencapainya dengan berinvestasi penuh di reksadana saham agar ekspektasi hasil investasinya bisa mengalahkan inflasi. Atau, sebagai alternatif umum, investor bisa berinvestasi berkala di saham.

Jika ada pertanyaan, kritik, dan ide lain untuk melengkapi riset ini silakan kontak kami.

Data Mentah Hasil Simulasi Investasi di Reksadana dengan Metode Penuh dan Berkala Selama 10 Tahun

[caption id=“attachment_9495” align=“alignnone” width=“1024”]Tabel 1: Hasil Simulasi Investasi Reksadana dengan Metode Penuh dan Berkala Tabel 1: Hasil Simulasi Investasi Reksadana dengan Metode Penuh dan Berkala (klik untuk versi besar)[/caption]


Lisensi: Terima kasih telah menghargai dan mendukung publikasi investasi independen. Penggunaan riset hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tidak untuk komersil dan/atau disebarluaskan di media apapun. Segala pengutipan riset di media, publikasi, atau komersil harus seijin pengelola Bolasalju. Silakan kontak kami.

Disclaimer: penulis (Arif Widianto) tidak mempunyai investasi di reksadana yang disebutkan di riset ini. Ini adalah riset independen, tidak ada pesanan, relasi, atau masukan dari pihak mana pun untuk alasan penerbitan dan pengungkapan riset ini. Saat riset diterbitkan dan hingga sekarang (akhir 2018), penulis dan Bolasalju tidak punya kerjasama apa pun dengan perusahaan dan manajer investasi yang diungkap dalam riset ini.


Diterbitkan: 12 Sep 2017Diperbarui: 14 Aug 2023