Pada tulisan sebelumnya saya pernah membahas tentang manajemen portofolio dan juga rencana portofolio serta transaksinya. Manajemen portofolio saya cukup sederhana, yaitu fokus lebih besar pada perusahaan kecil-tumbuh daripada perusahaan matang-tumbuh. Dari fokus itu maka saya bisa tentukan persentase investasi pada masing-masing perusahaan. Seiring waktu saya akan mengevaluasi kinerja masing-masing perusahaan, kalau kinerjanya baik dan harganya masih menarik, rencana portofolio juga kita sesuaikan. Apa itu semua sudah cukup? Seyogyanya demikian. Bagaimana dengan fokus sektor usaha? Bukankah kalau alokasi sektor kita timpang dan salah, katakanlah lebih banyak ke sektor keuangan, maka seandainya ada kejadian seperti krisis yang menghantam pasar saham mungkin saham-saham kita bisa terkena lebih parah?

Sebelum melangkah ke sana berikut adalah grafik fokus sektor usaha pada portofolio investasi saya:

 

Terlihat dari alokasinya, sektor keuangan cukup besar yaitu 35%, diikuti oleh industri dasar dan kimia, dan aneka industri. Sebagai investor individu amatir, pertanyaannya, apakah tidak penting untuk mengalokasikan secara taktis investasi di sektor-sektor yang terdiversifikasi?

Investor seyogyanya harus memperhatikan pemilihan sektor usaha dalam investasinya. Harapannya adalah bila ada risiko krisis maka sektor yang lebih aman bisa menyelamatkan sektor berisiko tinggi terhadap krisis seperti keuangan. Tapi kenyataannya kita sebagai investor amatir yang kerja sendirian biasanya terhalang oleh banyak batasan, entah itu waktu dan juga kemampuan analitis kita. Akhirnya mau tak mau kita harus fokus pada beberapa sektor saja. Bila Anda mampu menganalisis banyak perusahaan lintas sektor, alangkah baiknya. Saya belum bisa. Misalnya, saya ingin masuk ke sektor barang konsumsi, tapi hingga saat ini saya belum menemukan perusahaan yang menarik. Apakah saya tidak tahu atau belum ada itu masalah lain. Jadi karena saya memandang belum ada yang menarik, maka saya cuma masuk ke perusahaan yang saya anggap menarik. Hingga saat ini saya cuma menemukan beberapa perusahaan di atas saja.

Manajemen portofolio saya saat ini memang fokus pada perusahaan yang memberi potensi keuntungan terbaik. Saya tidak mempedulikan sektor usahanya. Kalau kebetulan lebih banyak di sektor keuangan itu hanya kebetulan saja. Saya hanya peduli pada faktor mikro perusahaan, yaitu neraca, potensi pertumbuhan, dan manajemen. Itu saja. Kalau semua itu bagus, pengecekan terakhir adalah pada harga. Bila harganya masih menarik maka saya akan berinvestasi.

Fokus sektor tentu berhubungan dengan diversifikasi. Diversifikasi memang bagus untuk menyebar risiko. Tapi diversifikasi berlebihan justru melemahkan potensi keuntungan karena biasanya rerata pengembalian akan tersebar dan tidak maksimal. Setiap orang bermimpi semua investasina tumbuh ratusan persen, tapi mungkin hanya satu perusahaan bisa tumbuh seperti itu, sementara lainnya ada yang minus atau kurang dari 10% saja. Akibatnya akumulasi rerata pengembalian portofolio ikut tergerus. Bagaimana dengan investor yang anti-diversifikasi? Apakah seandainya bila kita fokus hanya pada beberapa perusahaan (katakanlah 1-5 saja) maka investasi kita akan berisiko dan pengembalian kurang potensial? Para pelaku strategi anti-diversifikasi seperti Warren Buffett dan Li Lu justru mengajarkan bahwa strategi ini dalam jangka pendek (1-3 tahun) mungkin terlihat lemah. Tapi dalam jangka panjang, keyakinan dan keakuratan daya analisa mereka terbayar dengan rerata pengembalian fantastis yang tidak bisa diperoleh oleh investor terdiversifikasi. Ada yang bilang untuk melawan tidak akurasinya analisa kita maka kita melakukan diversifikasi. Mereka yang sangat yakin dengan analisanya dan sudah mengetahui seluruh aspek luar-dalam perusahaan tentu akan berani masuk total bila ada kesempatan investasi yang menarik.

Seperti kita ketahui, sebagai investor konservatif, kita hanya masuk pada perusahaan-perusahaan bagus yang masih terdapat diskon besar. Seandainya sektor usaha tempat kita berinvestasi lebih parah terkena hantaman krisis, berarti itulah peluang bagi kita untuk menambah kepemilikan lebih banyak lagi. Potensi keuntungan makin bertambah. Dalam hal ini saya lebih condong fokus pada perusahaan kecil-tumbuh daripada fokus pada sektor usaha. Memang ada beberapa penulis buku yang ingin meramal masa depan dengan fokus pada sektor usaha yang akan tumbuh di waktu yang akan datang, atau sektor usaha yang sesuai dengan kondisi ekonomi global. Kenyataannya tak ada yang tahu masa depan.

Tentu semua gaya dan strategi investasi harus disesuaikan dengan gaya masing-masing investor. Saya yakin setiap orang akan punya gaya investasi sendiri-sendiri, apakah sangat terdiversifikasi seperti Lynch dengan ribuan saham dalam portofolionya, atau anti-diversifikasi seperti Buffett atau Li Lu, atau justru memakai gaya lain. Gaya saya saat ini adalah diversifikasi terfokus pada beberapa sektor usaha, khususnya keuangan dan industri dasar. Tapi fokus ini terjadi karena kapabilitas analisa saya memang hanya pada saham-saham dan peluang yang ada. Setahun lalu saya memakai gaya anti-diversifikasi, karena kenyataannya modal masih kecil serta kemampuan analisa hanya pada beberapa perusahaan saja, akhirnya saya fokus pada satu perusahaan yang saya yakini saat itu peluangnya sangat bagus. Buktinya saya bisa menghasilkan keuntungan sangat besar dalam waktu kurang dari satu tahun.

Jadi, apakah strategi manajemen portofolio Anda melibatkan fokus pada sektor usaha tertentu?


Diterbitkan: 21 Mar 2012Diperbarui: 9 Feb 2022