Pasar saham adalah berkah kapitalisme yang paling cemerlang. Tanpa pasar saham struktur permodalan mungkin hanya terjadi secara tertutup. Hanya mereka yang berani dan siap menghadapi risiko dengan mendirikan perusahaan saja yang bisa berhasil, atau bisa juga gagal. Dengan pasar modal, semua orang, bahkan yang tidak punya bakat pun bisa ikut serta memodali berbagai perusahaan yang berjasa membangun Indonesia. Uniknya lagi, hanya di pasar saham orang bisa bebas berpartisipasi di sebuah perusahaan dan memilih kapan ia berpartisipasi—memilih ikut andil di sebuah perusahaan yang setiap waktu selalu tumbuh di harga yang murah dan menarik—kemudian bisa menjualnya setiap saat di harga yang lebih menarik lagi.

Pasar saham konon sudah ada sejak abad ke-12. Di Indonesia sendiri, akibat pasar saham secara langsung bisa kita rasakan dengan dikirimnya armada maskapai perdagangan bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC yang didirikan pada awal abad ke-16 di Belanda, sahamnya diperdagangkan di publik dan bisa dimiliki oleh siapa saja saat itu—hingga dibubarkan pada akhir abad ke-17 karena bangkrut akibat banyaknya korupsi.

Sekarang, mari kita bicara positif. Pasar saham ini sangat terbuka. Bahkan dengan modal ratusan ribu kita juga bisa ikut berpartisipasi. Masalahnya tinggal kita, apakah kita ingin berpartisipasi dan untung dari pasar tersebut, ataukah kita hanya ingin menjadi obyek yang selalu didera kerugian ketika berdagang di sana. Sebelum menulis banyak hal, saya ucapkan Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Seperti telah saya kicaukan di akun @bolasaljucom, saya memohon maaf kepada para spekulan (trader) di pasar saham kalau sepanjang tahun saya selalu mengolok-olok Anda. Tugas saya memang mengingatkan agar spekulan sadar :)

Liburan lalu memberi banyak waktu bagi kita untuk melupakan rutinitas sejanak. Barangkali hal itu bisa membuat kita berpikir lebih luas dan lebih panjang, inilah pasar saham yang terbuka, yang memberi keuntungan dan peluang tidak terbatas bagi mereka yang mampu melihatnya. Semoga kita mendapat berkah dari kapitalisme ini. Selamat bekerja dan berinvestasi!


Diterbitkan: 27 Aug 2012Diperbarui: 9 Feb 2022