Disclaimer/penyangkalan: Semua informasi yang terkandung di sini diperoleh oleh Bolasalju dari sumber-sumber yang dipercaya akurat dan dapat diandalkan. Namun, informasi tersebut disajikan “sebagaimana adanya,” tanpa jaminan apa pun, dan Bolasalju, khususnya, tidak membuat pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan informasi tersebut atau sehubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari penggunaannya. Bolasalju memiliki kebijakan ketat yang melarang penggunaan informasi orang dalam. Semua ungkapan pendapat dapat berubah tanpa pemberitahuan, dan Bolasalju tidak berkewajiban memperbarui atau melengkapi laporan ini atau informasi apa pun yang terkandung di sini. Kami berhak mengubah keputusan apa pun, kapan pun, untuk alasan apa pun. Anda harus menganggap bahwa Bolasalju dan tim masuk ke dalam transaksi sekuritas yang dibahas dalam laporannya sebelum dan sesudah waktu yang ditetapkan Bolasalju untuk mengeluarkan laporan. Kinerja masa lampau tidak menjamin kinerja di masa depan. Setiap investor bertanggungjawab terhadap hasil dan keputusan investasinya masing-masing.

*Publikasi analisa ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi atau ajakan membeli/menjual saham-saham yang disebutkan. Segala kerugian transaksi saham yang Anda lakukan adalah tanggungjawab Anda sendiri.

Hak Cipta © 2021 Bolasalju. Lisensi penggunaan materi ini adalah untuk perorangan. Dilarang menyebarkan dokumen ini dalam bentuk apa pun, digital, cetak, presentasi, suara, melalui media apa pun.

Pembaca tundak pada Disclaimer ini dan dianggap menyetujui pernyataan dan mengikat. Publikasi analisa ini bersifat arsip karena data sudah tidak relevan lagi.


Bualan Narasi Growth

Ada banyak upaya yang dilakukan oleh analis, broker, trader, dan mereka yang mengaku menjadi investor berbual berbagai narasi untuk mendukung upaya spekulasi mereka.

Yang paling sering adalah membual soal narasi growth.

Anda mungkin ingat dulu saat ada isu mobil elektrik. Elon Musk dikabarkan datang ke Indonesia. Lalu terbit narasi bahwa perusahaan produsen nikel ini dan itu bakal meraup laba besar.

Kemudian ada isu industri syariah akan begini. Lalu ekonomi syariah begitu. Maka saham syariah akan begini. Sahamnya kok ya naik pesat juga.

Ada berita bahwa perusahaan ini dan itu akan merger. Yang paling terakhir dan terkenal adalah soal Tokopedia dan Gojek menjadi Goto. Atas bergabungnya dua raksasa usaha rintisan besar ini akan berakibat besar pada laba perusahaan yang diperdagangkan ini.

Kemudian ada isu konglomerat ini, perusahaan rokok Jepang akan beli itu, dan seterusnya. Saham rokok anu naik besar lalu turun lagi.

Grafik saham ARTO hingga awal Juli 2021
Grafik saham ARTO hingga awal Juli 2021 (Sumber: Yahoo Finance, 12 Juli 2021)

Terakhir, dan ini yang paling panas, adalah soal perbankan digital. Setelah terkenalnya beberapa usaha perbankan digital, akhirnya saham sebuah bank digital Jago yang baru diluncurkan meroket 1.500% (ya, 15x lipat!) hanya atas dasar rumor tersebut.

Meski ada potensi dari pertumbuhan laba dan usaha pasca bergabungnya raksasa e-commerce yang didengungkan akan mengalirkan transaksi dan pendanaan ke bank digital ini. Tapi apa benar upaya itu akan langsung berhasil di Q1, Q2, atau hingga akhir 2021. Itu masalah lain. Seberapa besar efeknya? Seberapa jauh usaha tersebut memproduksi nilai. Saham ARTO per hari ini (26/6/2021) terakhir ditutup Rp13.575. Apakah mungkin ia tidak bisa turun ke kisaran Rp5.000-an. Itu sudah setara 8x nilai buku dibanding sekarang 22x nilai bukunya. Padahal BBCA sebagai bank terbaik dan konservatif dihargai setara 4,1-an nilai bukunya.

Simpanan nasabah ARTO per akhir 2020 sebesar Rp804 miliar. Total ekuitas ARTO pasca injeksi modal setara Rp8 triliun. Katakanlah mereka bisa menyalurkan dana hingga Rp8 triliun. Maksimal semua dana disalurkan! Ini sangat hebat. Dengan angka itu pendapatan mereka dengan asumsi bunga 11,5% (maksimal) mungkin bisa mencapai setara Rp920 miliar. Setelah dikurang biaya-biaya mungkin menghasilkan laba Rp200-300 miliar. Bandingkan dengan market cap Rp190,6 triliun! Ini setara 950x laba. Bahkan kalau mau berimajinasi liar hingga bisa menyalurkan dana dua kali dari itu, itu setara Rp16 triliun dana, laba mungkin tercapai Rp500-600 miliar, ini setara 380x laba. Masih terlalu dini, kan? Ini semua imajinasi saja ya. Jangan dianggap sebagai prediksi saya.

Membual narasi growth untuk membayangkan profit dari usaha. Analis yang menaruh valuasi semau mereka. Juga berbagai pihak yang menyebarkan gagasan ini hanya untuk meraup keuntungan.

Hanya berspekulasi dari bualan narasi pertumbuhan yang ngawur suatu saat akan menghancurkan imajinasi banyak orang.

Hati-hati!


Photo by Volodymyr Hryshchenko on Unsplash


Diterbitkan: 28 Jun 2021Diperbarui: 5 Nov 2022